CERITA HATI
Kumpulan uneg-uneg terbaik
Selasa, 25 Mei 2010
INTERNET
Senin, 24 Mei 2010
PUPUS
Minggu, 25 April 2010
REL GANDA
Jumat, 09 April 2010
DOA 1
EPISOD KEHIDUPAN MANUSIA
Oleh Aku
Senin, 29 Maret 2010
Tampak ia seperti gadis kecil lainya, ceria dan selalu riang. Hanya kebiasaanya bermain boneka yang membuatnya berbeda dengan teman-teman seusianya. Boneka apa saja ia miliki. Dari yang besar sampai yang kecil, beraneka macam warna dan bentuk. Boneka dari film-film kartun di televisi juga ada. Kamar tidurnya yang cukup luas tampak semakin sempit dengan kehadiran boneka-boneka itu. Ada lima buah boneka di tempat tidurnya,yang selalu ia dekap menjelang tidurnya. Dua puluh lainya ada di dinding sebelah kanan, berjejer rapi ditempatkan di rak yang cukup besar, dan ada beberapa lagi yang tampak berserakan di lantai kamarnya. Itu yang ada di kamarnya, belum lagi yang ada ditempat-tempat di bagian rumah lainya. Dan yang sudah rusak, tak terhitung jumlahnya . Si kecil kolektor boneka, begitulah julukan yang tepat baginya.
Ia habiskan sebagian besar waktunya untuk bermain dengan boneka-boneka itu. Ia tampak tak mengenal kesendirian, karena boneka-boneka itulah teman-teman sejatinya. Ia jarang bergaul dengan teman-teman sebanyanya, teman sebayanya adalah boneka-boneka itu. Ia jajarkan boneka-boneka itu, ia ajari bernyanyi, tepuk tangan , sambil mulutnya bicara tanpa henti ,ia jadikan dirinya sebagai guru dan bonekanya sebagai murid-muridnya. dokter-dokteran, dan kadang bermain pasara-pasaran, dan banyak lagi peran-peran lainya yang ia mainkan bersama boneka-bonekanya.
Bonekanya yang sudah begitu banyak , tidak membuatnya berhenti untuk memilikinya lagi. Kali ini ia meminta boneka seperti yang ia lihat dalam mimpinya. Ia merengek kepada ibunya untuk membelikan boneka kutu, begitulah ia menyebutnya. Mimpi itu membuat ia begitu terkesan, ia bermain dengan teman-teman bonekanya yang hampir semuanya mirip dengan kutu, berwarna-warni, kecil-kecil, lincah lari kesana-kemari tanpa henti. Mimpi itu membuat Ia seolah-olah melupakan teman-teman bonekanya selama ini. Ibunya heran dan sekaligus bingung karena baru sekarang ia mendengar ada yang namanya boneka kutu. Ia tak habis pikir, bagaimana ia harus menemukan boneka yang diminta anaknya. Di manakah tempat yang menjual boneka kutu tersebut.
Kepergianya kali inipun hanya untuk mencari boneka seperti yang diinginkan anaknya, ia berulang kali keluar masuk toko mainan , menanyakan apakah mereka menjual boneka kutu. Merekapun hampir semuanya menggelengkan kepalanya, tanda bahwa mereka tidak memiliki boneka yang dimaksud, malah diantara mereka tampak heran, karena baru kali ini mereka mendengarnya.
Kecemasan tampak padanya , karena kelihatanya, pencarianya kali inipun tidak membawa hasil, ia membayangkan gadis kecilnya gelisah dan tak sabar, menunggu di rumah, menanti kedatanganya sambil membawa boneka kutu yang diinginkanya. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya nanti, bahwa ia belum bisa menemukan dan membelikan boneka kutu yang diinginkanya. Apa yang ada dalam mimpi sering kali berbeda dengan kenyataanya, dan begitulah keadaanya. Boneka kutu itupun tidak pernah ditemukanya.
Oleh Aku
Jumat, 26 Maret 2010
HANTU KAMBING
Bertani dan bercocok tanam menjadi pekerjaan mereka sehari-hari, masing-masing keluarga yang tinggal di pedukuhan tersebut rata-rata memiliki sawah yang cukup luas. Mereka pergi ke sawah ketika masih sangat pagi dan pulang ke rumah ketika waktu duhur tiba. Dan kembali ke sawah lagi setelah beristirahat, mereka baru kembali kerumah ketika sore hari.
Sebagian besar dari masyarakat itu juga memiliki binatang ternak yang sebagian besar adalah kambing. Pilihan ini sangat tepat mengingat ketersediaan pakan kambing begitu melimpah. Rumput dan aneka dedaunan bisa dengan mudah diperoleh oleh warga karena tumbuh dengan baik di desa itu.
Kambing adalah binatang piaraan yang sudah turun-temurun di pelihara oleh warga di pedukuhan tersebut. Sebagian dari mereka menjadikan kambing sebagai petunjuk tingkat status sosial seseorang. Semakin banyak kambing piaraaanya maka semakin tinggi status sosial orang tersebut. Kambing-kambing itu dirawat dengan sangat baik, dari masalah pakan, kandang maupun kesehatannya. Mereka juga menjadikan kambing sebagai barang dagangan yang sangat menguntungkan. Bahkan dari usaha jual beli kambing itu kehidupan warga sangat berkecukupan.
Malam itu adalah malam ke sepuluh, dimana suasana di keenam pedukuhan itu begitu lengang dan sunyi. Kenyamanan warga benar-benar terganggu setelah matinya seekor kambing milik warga, tepat pada hari jumat kliwon yang lalu. Gino sang pemilik kambing tampak begitu kecewa dan menyesal. Ia menyalahkan diri sendiri atas matinya kambing itu. Jika saja ia bangun ketika kambing itu mengembik sangat keras, mungkin kambing itu bisa terselamatkan. Begitulah yang ada pada pikiran gino
Gino adalah orang ke delapan yang kehilangan kambing. Ini menjadi alasan yang kuat bagi warga di keenam pedukuhan tersebut untuk resah. Keresahan semakian menjadi ketika seorang warga menceritakan bahwa ia pernah melihat bayangan seekor kambing yang besar dengan sepasang tangan dan kaki mirip seperti manusia. Cerita ini menyebar dengan cepat ke semua pedukuhan dan bahkan menjadi bahan pembicaraan sehari-hari warga di setiap kesempatan.
Kondisi masyarakat yang masih tradisional, mempercayai hal-hal yang irasional semacam itu. Beberapa kasus matinya kambing warga di beberapa pedukuhan ditengarai berkaitan erat dengan munculnya hantu kambing berbadan manusia. Warga dengan sekenanya mengatakan hilangya kambing-kambing itu karena masyarakat tidak pernah melakukan sesaji kepada penguasa pedukuhan tersebut. Warga yang lain berpendapat bahwa hantu kambing itu adalah hantu jadi-jadian, bahkan ada yang mengatakan hantu kambing itu sebenarnya adalah orang yang sengaja ingin membuat kekacauan di desa itu. Dan masih banyak spekulasi lainya yang keluar dari mulut warga, sekitar matinya kambing-kambing itu.
Kekhawatiran akan semakin banyaknya kambing yang mati telah menimbulkan kecemasan dan ketakutan dikalangan warga. Belum ada usaha yang jelas untuk meredam keresahan masyarakat ini. Para ketua pedukuhan dan para sesepuh wargapun tidak mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Mereka hanya menyarankan supaya warga diminta untuk berjaga diri.
Mereka hanya bisa menunggu dan bertanya, kapankah hantu kambing itu akan datang lagi dan kambing siapakah yang akan mati…………….? Kambing-kambing itu menghidupi sekaligus menakuti.
Oleh Aku