Arsip Blog

Selasa, 25 Mei 2010

INTERNET

               I N T E R N E T                                         
Memang,  akhir-akhir ini aku jarang sekali membaca koran, majalah atau buku-buku, yang telah menjadi hobiku selama ini. Sekarang sumber bacaanku beralih ke internet yang lebih kaya  informasi,   apa saja ada di dalamnya. Kecanggihan teknologi hasil peradaban manusia ini, selalu menarik untuk diikuti.
Seperti halnya malam ini. Aku bergegas menuju warnet terdekat. Pukul 20.00 malam, aku sudah sampai di warnet yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalku, hanya sepuluh menit perjalanan. Semua bilik terisi penuh, tetapi semua hening, hanya suara tut keyboard computer yang berbunyi tanda mereka aktif berpindah dari satu situs ke situs lainya..
Sepak bola adalah  situs pertama yang aku kunjungi. Ini adalah olah raga  favoritku, aku buka situs tabloid bola dan lihat lembar ole nasional yang memberitakan perkembangan sepak bola di dalam negeri. Jadwal pertandingan LSI, rencana kongres PSSI, ulah supporter, wasit yang tidak tegas, padatnya jadwal pertandingan yang dikeluhkan  tim peserta liga, perekrutan pemain asing yang tidak berkualitas, up date klasemen terakhir, pemecatan pelatih dan penunjukan pelatih baru, keringnya prestasi tim nasional, bubarnya sebuah tim karena kekurangan dana, dan informasi lainya yang berkaiatan dengan sepak bola dalam negeri.  Jujur, Sebenarnya tak ada yang menarik dari sepak bola dalam negeri, tapi entahlah mengapa aku selalu ingin mengikuti perkembanganya.
National geographic menjadi situs ke dua yang aku kunjungi. Informasi tentang traveling dan tourisme, budaya sebuah suku atau masyarakat di sebuah negara, landscape dan panorama, kehidupan binatang dan informasi apa saja tersaji lengkap dengan tampilan-tampilan gambar, baik photo maupun video yang   menarik dan canggih. Sangat bermanfaat bagi siapa saja yang menyukai wawasan dan informasi global  di seluruh belahan dunia.
 Jam  menunjukan pukul 22.00 wib ,  ketika aku membuka situs kuliner. Heran, kenapa aku membukanya. Karena selama ini aku tak begitu peduli dengan kuliner apapun. Tidak ada jenis kuliner tertentu yang begitu aku sukai, demikian sebaliknya tak ada  kuliner tertentu yang tidak aku sukai. Aku tipe orang omnivora,  pemakan segalanya. Tapi Mungkin tidak ada salahnya jika aku surfing lebih mendalam,  barangkali ada  sesuatu yang bermanfaat bagiku. Masakan cina, masakan Jepang, masakan Barat, dan masakan-masakan dari berbagai negara lainya,  tersaji dengan lengkap di situs itu. Namanya aneh-aneh.   Apapun macam-macam kuliner itu,   tapi bagiku, sego megono adalah makanan yang  paling lezat di dunia.  “Sego megono, the  most delicious  culiner in the world.” he…he…he…
Jam terus bergerak semakin malam,  menunjuk pada pukul 00.00 wib,  tak terasa aku sudah membuka banyak situs. Situs budaya,  pariwisata, militer, berbagai macam game online, situs kesehatan, situs ramalan dan astrologi, dan berbagai iklan yang menawarkan cara sepat mendapatkan uang.
Sebagai pengguna internet, sebenarnya aku nggak tahu pasti,  situs-situs apa yang aku minati. Hampir semua informasi yang ada pada internet semuanya aku akses. Mungkin rasa penasaranku kepada informasi yang di sajikan internet lebih besar dibandingkan  keinginan untuk mengambil manfaat dari internet.
Aku ketik J. Kartiko pada halaman awal Mozilla, itu adalah nama blogku. Blog yang aku buat belum terlalu lama, sekitar lima bulan yang lalu. Aku buka satu-persatu tulisan yang pernah  aku posting ke blogku . Aku bergumam,  …..lumayan juga untuk seorang blogger yang new comer. Aku coba perhatikan fitur-fiturnya , dari situ muncul keinginan untuk terus membuat tulisan-tulisan ringan lainya. Blog Inilah  salah satu fasilitas yang membuat aku menyukai internet. Tempat aku berekpresi dan menumpahkan segala uneg-uneg yang ada dalam pikiranku.
Aku tinggalkan blogku, dan mencoba membuka berita-berita hangat lainya yang sekarang  sedang terjadi di Indonesia. Makelar kasus, begitulah judul dengan tulisan yang cukup besar. Kasus-kasus korupsi yang sering terjadi di indonesia dan mendapat porsi pemberitaan yang besar menunjukan bahwa Indonesia adalah negara yang korup . Ada sekitar sepuluh tulisan yang semuanya membahas masalah korupsi, di ulas dari berbagai sudut pandang yang disampaikan banyak pakar dari berbagai disiplin ilmu.
Kembali aku bertanya mengapa begitu gampangnya orang melakukan korupsi. Apakah karena faktor kemiskinan, kebodohan, atau mentalitas aparat yang rendah sehingga menggunakan jabatan mereka untuk memperkaya diri sendiri, Ataukah kerena lemahnya pengawasan dan penegakkan hukum, karena sering pelaku korupsi yang diproses di pengadilan  di hukum sangat ringan, bahkan sering kali di antara mereka dibebaskan. Hal ini jelas  berakibat pada terusiknya rasa keadilan di masyarakat.
Para pakar banyak mengemukakan analisa, pendapat maupun opininya, tetapi tak ada dari pendapat-pendapat mereka yang mampu mengurai permasalahan korupsi ini secara tuntas. Kapan bangsa ini akan terbebas dari masalah besar yang sangat menyengsarakan rakyat ini. Tidak ada yang tahu pasti.
Berita-berita politik sebenarnya tidak begitu menarik bagiku, karena seringkali berita-berita itu justru membuatku emosi dan geregetan. Tetapi kadang, aku tertarik untuk mengikuti beritanya.
Mataku mengantuk berat ketika aku meninggalkan berita-berita politik yang menjengkelkan itu. Tak berapa lama aku  mendengar  kumandang adzan subuh dari musholla yang tidak jauh dari warnet.  Aku terkejut, aku tengok jamku, ternyata betul menunjukan pukul 04.15 wib. Sepertinya aku telah habiskan semalam suntuk bersama mesin aneh ini.
Oleh Aku
           
 

Senin, 24 Mei 2010

PUPUS


P U P U S
Suara bising kereta api  benar-benar memekakkan telinga, dan tanpa mempedulikanya, semua calon penumpang menghambur masuk ke dalam kereta. Ada empat rangkaian gerbong, dan Darma melompat ke gerbong ke dua yang memang paling dekat dengan posisi berdirinya. Ia  susuri gerbong itu dengan cepat, dengan pandangan mata yang tajam, ia coba mencari  kursi yang kosong.  Tepat di dekat toilet kereta,  ia temukan satu kursi kosong.  Ia segera  hampiri kursi itu dengan terlebih dahulu mengucapkan permisi kepada orang yang telah menempati kursi itu terlebih dahulu.  Teman duduknya adalah seorang bapak-bapak yang kelihatan sedang tidur tidur ayam. Tujuanya  adalah kota Semarang,  kota di mana dia mengenal wanita yang selama ini ada di dalam hatinya.
               Orang tuannya memberi nama Tugirah, tapi dia di panggil Tira oleh orang-orang di sekitarnya. Ia bersama orang tuanya, datang dari dusun yang jauh dari kota. Sudah sepuluh tahun ia mengikuti orang tuanya mengadu nasib untuk tinggal di kota Semarang. Di mulai dengan kehidupan yang apa adanya  orang  tua Tira terus berjuang yang akhirnya  mampu mendirikan sebuah warung makan sederhana di tepi jalan yang cukup ramai dan strategis,  di situlah  Tira sekarang membantu orang tuanya bekerja.  Orang memangilnya dengan Tira  sangatlah beralasan, kulitnya kuning bersih, rambutnya hitam legam, mata, hidung, bibir, gigi……sempurna untuk seorang gadis desa. Itulah kelebihanya, mengapa nama aslinya tenggelam oleh nama panggilanya.
            Tiga tahun lalu, ketika masih kuliah, di situlah pertama kali Darma mengenalnya.  Warungnya adalah tujuan utama setiap kali ia hendak makan, repot memang, karena jarak antara kos-kosan dan  kampusnya lumayan  jauh dari warung Tira. Tapi   wajah  manis Tira  telah  menjadi energi  tambahan bagi Darma  untuk selalu makan di warungnya. Dan Darma  yakin, tidak hanya ia  yang berpikir demikian, tapi hampir semua pelanggan warung itu yang sebagian besar laki-laki, juga  berpikiran yang sama dengannya.
Letak warungnya yang startegis, tepat dipinggir jalan, menjadi tujuan para sopir untuk istirahat dan makan di warungnya. Nama Tira lebih familiar  di kalangan sopir, dibandingkan nama ibunya, bahkan nama warungnya sekalipun.
Tiga tahun tidak bertemu adalah waktu yang sangat lama bagi hati yang sedang jatuh cinta. Dan Darma memburu pertemuan itu sambil berharap bahwa Tira akan menyambutnya dengan senyum manisnya.
Statusnya sekarang sebagai guru honorer  di sebuah SMP negeri, membuatnya yakin dan percaya diri. Darma tidak akan menggunakan pertemuan itu hanya sekedar sebagai temu kangen dengan Tira dan keluarganya, tetapi lebih dari itu, ia  akan memberikan kepastian  tentang hubunganya dengan Tira
Darma  berdiri  tepat di depan warung Tira, tampak tidak ada perubahan. Di depan warungnya  berjejer  angkot, bertanda para sopir dan kernetnya sedang istirahat dan makan di warung itu  Seketika matanya terbelalak, kaget bercampur bahagia, ketika  dari dalam warung keluar seorang wanita, yang tak lain adalah Tira.
Tira menyambut kedatangan Darma dengan senyum yang terus mengembang. Ada kebahagiaan yang  kuat diantara mereka. Tiga tahun lalu, di situlah ke duanya sering bertemu dan bercanda, saling menggoda dan menyanjung satu sama yang lain. Matanya saling menatap. Ke dua tangan mereka saling berpegangan.  Kerinduan benar-benar membuncah di antara  ke duanya.
Saat yang ditunggupun datang, Dengan penuh kebahagiaan dan tanpa beban, Darma menceritakan maksud dan tujuan kedatanganya menemui Tira  Rencana untuk meminangnya, rencana untuk membahagiakanya, dan rencana-rencana hidup lainya.
Senyuman yang  terus mengembang dari mulut Tira, tiba-tiba meredup, Tira diam membisu, ia menggeser duduknya dan menjauh dari Darma. Keringatnya mengalir dari dahi dan lehernya.  Ia  tampak bingung dan salah tingkah. Darma heran dengan perubahan ini.
Di luar warungnya, masuk sebuah angkot. Sopirnya ke luar. Badanya tidak terlalu tinggi, perutnya agak buncit, dengan handuk dilehernya. Kepala Tira tertunduk lesu, dari mulutnya ia berkata,  ia calon suamiku.
Oeh Aku