Arsip Blog

Selasa, 25 Mei 2010

INTERNET

               I N T E R N E T                                         
Memang,  akhir-akhir ini aku jarang sekali membaca koran, majalah atau buku-buku, yang telah menjadi hobiku selama ini. Sekarang sumber bacaanku beralih ke internet yang lebih kaya  informasi,   apa saja ada di dalamnya. Kecanggihan teknologi hasil peradaban manusia ini, selalu menarik untuk diikuti.
Seperti halnya malam ini. Aku bergegas menuju warnet terdekat. Pukul 20.00 malam, aku sudah sampai di warnet yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalku, hanya sepuluh menit perjalanan. Semua bilik terisi penuh, tetapi semua hening, hanya suara tut keyboard computer yang berbunyi tanda mereka aktif berpindah dari satu situs ke situs lainya..
Sepak bola adalah  situs pertama yang aku kunjungi. Ini adalah olah raga  favoritku, aku buka situs tabloid bola dan lihat lembar ole nasional yang memberitakan perkembangan sepak bola di dalam negeri. Jadwal pertandingan LSI, rencana kongres PSSI, ulah supporter, wasit yang tidak tegas, padatnya jadwal pertandingan yang dikeluhkan  tim peserta liga, perekrutan pemain asing yang tidak berkualitas, up date klasemen terakhir, pemecatan pelatih dan penunjukan pelatih baru, keringnya prestasi tim nasional, bubarnya sebuah tim karena kekurangan dana, dan informasi lainya yang berkaiatan dengan sepak bola dalam negeri.  Jujur, Sebenarnya tak ada yang menarik dari sepak bola dalam negeri, tapi entahlah mengapa aku selalu ingin mengikuti perkembanganya.
National geographic menjadi situs ke dua yang aku kunjungi. Informasi tentang traveling dan tourisme, budaya sebuah suku atau masyarakat di sebuah negara, landscape dan panorama, kehidupan binatang dan informasi apa saja tersaji lengkap dengan tampilan-tampilan gambar, baik photo maupun video yang   menarik dan canggih. Sangat bermanfaat bagi siapa saja yang menyukai wawasan dan informasi global  di seluruh belahan dunia.
 Jam  menunjukan pukul 22.00 wib ,  ketika aku membuka situs kuliner. Heran, kenapa aku membukanya. Karena selama ini aku tak begitu peduli dengan kuliner apapun. Tidak ada jenis kuliner tertentu yang begitu aku sukai, demikian sebaliknya tak ada  kuliner tertentu yang tidak aku sukai. Aku tipe orang omnivora,  pemakan segalanya. Tapi Mungkin tidak ada salahnya jika aku surfing lebih mendalam,  barangkali ada  sesuatu yang bermanfaat bagiku. Masakan cina, masakan Jepang, masakan Barat, dan masakan-masakan dari berbagai negara lainya,  tersaji dengan lengkap di situs itu. Namanya aneh-aneh.   Apapun macam-macam kuliner itu,   tapi bagiku, sego megono adalah makanan yang  paling lezat di dunia.  “Sego megono, the  most delicious  culiner in the world.” he…he…he…
Jam terus bergerak semakin malam,  menunjuk pada pukul 00.00 wib,  tak terasa aku sudah membuka banyak situs. Situs budaya,  pariwisata, militer, berbagai macam game online, situs kesehatan, situs ramalan dan astrologi, dan berbagai iklan yang menawarkan cara sepat mendapatkan uang.
Sebagai pengguna internet, sebenarnya aku nggak tahu pasti,  situs-situs apa yang aku minati. Hampir semua informasi yang ada pada internet semuanya aku akses. Mungkin rasa penasaranku kepada informasi yang di sajikan internet lebih besar dibandingkan  keinginan untuk mengambil manfaat dari internet.
Aku ketik J. Kartiko pada halaman awal Mozilla, itu adalah nama blogku. Blog yang aku buat belum terlalu lama, sekitar lima bulan yang lalu. Aku buka satu-persatu tulisan yang pernah  aku posting ke blogku . Aku bergumam,  …..lumayan juga untuk seorang blogger yang new comer. Aku coba perhatikan fitur-fiturnya , dari situ muncul keinginan untuk terus membuat tulisan-tulisan ringan lainya. Blog Inilah  salah satu fasilitas yang membuat aku menyukai internet. Tempat aku berekpresi dan menumpahkan segala uneg-uneg yang ada dalam pikiranku.
Aku tinggalkan blogku, dan mencoba membuka berita-berita hangat lainya yang sekarang  sedang terjadi di Indonesia. Makelar kasus, begitulah judul dengan tulisan yang cukup besar. Kasus-kasus korupsi yang sering terjadi di indonesia dan mendapat porsi pemberitaan yang besar menunjukan bahwa Indonesia adalah negara yang korup . Ada sekitar sepuluh tulisan yang semuanya membahas masalah korupsi, di ulas dari berbagai sudut pandang yang disampaikan banyak pakar dari berbagai disiplin ilmu.
Kembali aku bertanya mengapa begitu gampangnya orang melakukan korupsi. Apakah karena faktor kemiskinan, kebodohan, atau mentalitas aparat yang rendah sehingga menggunakan jabatan mereka untuk memperkaya diri sendiri, Ataukah kerena lemahnya pengawasan dan penegakkan hukum, karena sering pelaku korupsi yang diproses di pengadilan  di hukum sangat ringan, bahkan sering kali di antara mereka dibebaskan. Hal ini jelas  berakibat pada terusiknya rasa keadilan di masyarakat.
Para pakar banyak mengemukakan analisa, pendapat maupun opininya, tetapi tak ada dari pendapat-pendapat mereka yang mampu mengurai permasalahan korupsi ini secara tuntas. Kapan bangsa ini akan terbebas dari masalah besar yang sangat menyengsarakan rakyat ini. Tidak ada yang tahu pasti.
Berita-berita politik sebenarnya tidak begitu menarik bagiku, karena seringkali berita-berita itu justru membuatku emosi dan geregetan. Tetapi kadang, aku tertarik untuk mengikuti beritanya.
Mataku mengantuk berat ketika aku meninggalkan berita-berita politik yang menjengkelkan itu. Tak berapa lama aku  mendengar  kumandang adzan subuh dari musholla yang tidak jauh dari warnet.  Aku terkejut, aku tengok jamku, ternyata betul menunjukan pukul 04.15 wib. Sepertinya aku telah habiskan semalam suntuk bersama mesin aneh ini.
Oleh Aku
           
 

Senin, 24 Mei 2010

PUPUS


P U P U S
Suara bising kereta api  benar-benar memekakkan telinga, dan tanpa mempedulikanya, semua calon penumpang menghambur masuk ke dalam kereta. Ada empat rangkaian gerbong, dan Darma melompat ke gerbong ke dua yang memang paling dekat dengan posisi berdirinya. Ia  susuri gerbong itu dengan cepat, dengan pandangan mata yang tajam, ia coba mencari  kursi yang kosong.  Tepat di dekat toilet kereta,  ia temukan satu kursi kosong.  Ia segera  hampiri kursi itu dengan terlebih dahulu mengucapkan permisi kepada orang yang telah menempati kursi itu terlebih dahulu.  Teman duduknya adalah seorang bapak-bapak yang kelihatan sedang tidur tidur ayam. Tujuanya  adalah kota Semarang,  kota di mana dia mengenal wanita yang selama ini ada di dalam hatinya.
               Orang tuannya memberi nama Tugirah, tapi dia di panggil Tira oleh orang-orang di sekitarnya. Ia bersama orang tuanya, datang dari dusun yang jauh dari kota. Sudah sepuluh tahun ia mengikuti orang tuanya mengadu nasib untuk tinggal di kota Semarang. Di mulai dengan kehidupan yang apa adanya  orang  tua Tira terus berjuang yang akhirnya  mampu mendirikan sebuah warung makan sederhana di tepi jalan yang cukup ramai dan strategis,  di situlah  Tira sekarang membantu orang tuanya bekerja.  Orang memangilnya dengan Tira  sangatlah beralasan, kulitnya kuning bersih, rambutnya hitam legam, mata, hidung, bibir, gigi……sempurna untuk seorang gadis desa. Itulah kelebihanya, mengapa nama aslinya tenggelam oleh nama panggilanya.
            Tiga tahun lalu, ketika masih kuliah, di situlah pertama kali Darma mengenalnya.  Warungnya adalah tujuan utama setiap kali ia hendak makan, repot memang, karena jarak antara kos-kosan dan  kampusnya lumayan  jauh dari warung Tira. Tapi   wajah  manis Tira  telah  menjadi energi  tambahan bagi Darma  untuk selalu makan di warungnya. Dan Darma  yakin, tidak hanya ia  yang berpikir demikian, tapi hampir semua pelanggan warung itu yang sebagian besar laki-laki, juga  berpikiran yang sama dengannya.
Letak warungnya yang startegis, tepat dipinggir jalan, menjadi tujuan para sopir untuk istirahat dan makan di warungnya. Nama Tira lebih familiar  di kalangan sopir, dibandingkan nama ibunya, bahkan nama warungnya sekalipun.
Tiga tahun tidak bertemu adalah waktu yang sangat lama bagi hati yang sedang jatuh cinta. Dan Darma memburu pertemuan itu sambil berharap bahwa Tira akan menyambutnya dengan senyum manisnya.
Statusnya sekarang sebagai guru honorer  di sebuah SMP negeri, membuatnya yakin dan percaya diri. Darma tidak akan menggunakan pertemuan itu hanya sekedar sebagai temu kangen dengan Tira dan keluarganya, tetapi lebih dari itu, ia  akan memberikan kepastian  tentang hubunganya dengan Tira
Darma  berdiri  tepat di depan warung Tira, tampak tidak ada perubahan. Di depan warungnya  berjejer  angkot, bertanda para sopir dan kernetnya sedang istirahat dan makan di warung itu  Seketika matanya terbelalak, kaget bercampur bahagia, ketika  dari dalam warung keluar seorang wanita, yang tak lain adalah Tira.
Tira menyambut kedatangan Darma dengan senyum yang terus mengembang. Ada kebahagiaan yang  kuat diantara mereka. Tiga tahun lalu, di situlah ke duanya sering bertemu dan bercanda, saling menggoda dan menyanjung satu sama yang lain. Matanya saling menatap. Ke dua tangan mereka saling berpegangan.  Kerinduan benar-benar membuncah di antara  ke duanya.
Saat yang ditunggupun datang, Dengan penuh kebahagiaan dan tanpa beban, Darma menceritakan maksud dan tujuan kedatanganya menemui Tira  Rencana untuk meminangnya, rencana untuk membahagiakanya, dan rencana-rencana hidup lainya.
Senyuman yang  terus mengembang dari mulut Tira, tiba-tiba meredup, Tira diam membisu, ia menggeser duduknya dan menjauh dari Darma. Keringatnya mengalir dari dahi dan lehernya.  Ia  tampak bingung dan salah tingkah. Darma heran dengan perubahan ini.
Di luar warungnya, masuk sebuah angkot. Sopirnya ke luar. Badanya tidak terlalu tinggi, perutnya agak buncit, dengan handuk dilehernya. Kepala Tira tertunduk lesu, dari mulutnya ia berkata,  ia calon suamiku.
Oeh Aku

Minggu, 25 April 2010

REL GANDA


Kampungku yang  akan dilintasi REL GANDA

                Hari itu adalah batas waktu terakhir yang di berikan oleh PJKA kepada warga untuk membongkar rumahnya. Status rumah-rumah warga dinyatakan tidak sah oleh pihak PJKA yang memiliki hak atas tanah tersebut , yang selama ini didirikan tempat tinggal oleh warga. Kondisi ini sangat di pahami oleh warga yang membangun tempat tinggal di sepanjang rel kereta api. Mereka memahami bahwa keberadaan tempat tinggal mereka adalah tidak permanen, yang artinya jika sewaktu-waktu pihak PJKA memerlukan lahan tersebut, maka warga yang membangun rumah di sepanjang rel kereta api tersebut harus  meninggalkanya tanpa kompensasi apapun.
            Pemanfaatan lahan milik PJKA oleh warga, sudah berlangsung cukup lama, ini terlihat dengan bermunculanya rumah-rumah baru yang di bangun di sepanjang rel kereta api. Permukiman warga seharusnya dibangun dengan jarak tertentu dari rel kereta api, hal ini  guna menjamin keamanan lalulintas  kereta api,  maupun keselamatan  warga sendiri. Tetapi tampaknya masalah  ini tidak begitu diperhatikan oleh warga, yang  terdesak kebutuhan akan tempat tinggal. Rumah-rumah yang mereka bangun sering kali  sangat dekat letaknya dengan rel kereta api. Munculnya permukiman baru ini semakin menyulitkan pengaturan  tata kelola lahan di sepanjang rel kereta api.
            Sering warga tidak mengajukan  ijin  kepada pihak PJKA ketika mereka hendak membangun tempat tinggal tersebut. Biasanya mereka mencari tempat kemudian membangunnya, baik berupa  bangunan permanen maupun bangunan semi permanen. Kadang bangunan itu tidak hanya  digunakan sebagai  tempat tinggal, tapi sering  juga warga memanfaatkan bangunan itu sebagai tempat usaha , yang memang dibeberapa titik lokasi lahan di sekitar rel kereta api tersebut sangat strategis bagi kegiatan usaha.
            Hal ini menunjukan bahwa ada warga yang memanfaatkan lahan PJKA tersebut untuk tujuan-tujuan komersial. Selain rumah tinggal ada juga  bangunan yang dimanfaatkan sebagai pertokoan, kos-kosan, bengkel, warung makan, dan beberapa kegiatan usaha-usaha lainya yang berskala kecil. Kondisi ini jelas sangat menguntungkan  warga, karena mereka tidak perlu membeli tanah dan tidak perlu membayar  apapun   kepada pemerintah , tetapi mereka mendapatkan hasil dari usaha yang dibangun di atas lahan milik PJKA tersebut.
            Tak dipungkiri bahwa munculnya permukiman di sepanjang rel kereata api juga telah menciptakan permasalahan baru  yang menimbulkan  berbagai dampak, baik secara demografis, lingkungan maupun sosiologis. Faktor pertambahan penduduk yang sangat cepat juga mempengaruhi  penggunaan lahan PJKA oleh warga untuk dibangun tempat tinggal. Hal ini menyebabkan terjadinya pemusatan kepadatan penduduk  di sepanjang rel kereta api  yang melintas di daerah perkotaan. Aspek lingkungan tampak terjadinya konversi lahan, dari yang semula lahan kosong yang berupa kebun, sawah maupun bantaran, di ubah menjadi tempat tinggal. Kondisi ini menyebabkan hilangnya daerah resapan air yang berfungsi untuk menampung air jika terjadi  hujan yang sangat deras. Dan sekarang setelah lahan itu berubah menjadi bangunan, justru sistem sanitasi dan drainase sangat tidak diperhatikan. Air limbah  rumah tangga sering dialirkan ke sembarang tempat. Hal inilah yang sering menyebabkan  terjadinya kekumuhan di sekitar permukiman itu.
            Munculnya permukinam baru tersebut juga  ditandai dengan kedatangan warga baru yang entah dari mana, mereka mendirikan bangunan-bangunan di sepanjang rel kereta api. Mereka mencoba beradaptasi dengan warga asli dan kadang  terjadi konflik kecil di antara mereka. Tapi seiring berjalanya waktu, secara berlahan situasi ini bisa di atasi diantara mereka sendiri, sehingga tidak berlanjut kepada masalah-masalah besar yang tidak diinginkan.
            Rencana pembangunan  rel kereta api  ganda ini sudah jelas, tapi entah kapan akan dilaksanankan. Perintah pembongkaran tempat tinggal oleh PJKA sudah dilaksanakan warga. Dan bagi warga yang membongkar tempat tinggalnya, tentunya menjadi  masalah baru  bagi mereka sendiri, karena  mereka harus meninggalkan tempat itu dan mencari tempat tinggal baru yang tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar, padahal  uang ganti rugi yang mereka terima sangatlah sedikit dan tidak cukup untuk mencari lahan pengganti, atau membeli rumah baru. Tetapi itulah yang harus dialami oleh warga. Gencarnya pembangunan membuat mereka tercerabut dari kampung halamanya dan harus mencari kampung halaman yang baru.

Oleh Aku

Jumat, 09 April 2010

DOA 1

                                               D O A   1

          Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
         Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dengan puji yang sebanding dengan nikmatnya dan menjamin tambahannya.
           Wahai Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji sebagaimana apa yang patut bagi keluhuran Zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.
          Ya Allah limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarganya.
          Ya Allah terimalah salat, puasa, ruku, sujud khusyuk dan pengabdian kami, sempurnakanlah juga apa yang telah kami kerjakan selama salat. Ya Allah, Tuhan semesta alam.
         Ya Tuhan kami, telah kami aniaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, pasti kami termasuk orang-orang yang merugi.
         Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat, sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
         Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampuni danrahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang yang kafir.
        Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat, sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
        Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampuni dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang yang kafir.
        Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk, dan karuniakanlan kami rahmat-Mu, sesungguhnya Engkaulah maha pemberi karunia.
        Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa ke dua orang tua kami dan dosa kaum muslimin dan mukminin semuanya. Sesungguhnya Engkaulah Zat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
        Ya Allah, berilah kami kebahagiaan di dunia dan di akherat, dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.
        Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah setiap kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbuat bakti.
Maha Suci Tuhan yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka (orang-orang kafir ) katakan. Dan kesejahteraan semoga senantiasa dilimpahkan kepada para utusan Allah.
       Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.


Oleh Aku

EPISOD KEHIDUPAN MANUSIA


                          EPISOD KEHIDUPAN MANUSIA

          Detak jam yang terus perputar menuju ke keheningan malam, tak juga mampu memasaknya untuk memejamkan matanya. Tampak begitu berat lamunan itu menggelayut dalam pikiranya. Tatapan matanya redup, kosong tak mengartikan apapun. Raganya terpenjara oleh kegalauan batinya yang membara. Hatinya terbelenggu oleh penyesalan yang mendalam, ketidak beranian yang sulit dipahami, perasaan takut yang berlebih-lebihan, dan perasaan rendah diri yang begitu mengakrabinya. Tak ada sedikitpun keinginan untuk bangkit barang sesaat, hanya untuk mengevaluasi hidupnya.
          Tak ada kepastian kapan semua itu akan berakhir. Kadang semangat kehidupan itu muncul dengan tiba-tiba dan menggebu, tetapi perlahan sirna oleh sebab yang tidak dimengerti. Kekacauan hatinya begitu mengganggu konsentrasi hidupnya. Tak terbantah ia hidup dengan segala penderitaan batinya, hanya ia yang mengetahui dan ia lah yang seharusnya mengakhiri.
          Keinginannya begitu kuat untuk mengubah semuanya, segalanya yang membuat hidupnya begitu terpuruk dalam kesedihan dan ketidakpastian. Sering kali ia berharap ada setetes embun menyusup dalam relung hatinya, menyejukan dan menyegarkan, membersihkan dengan lembut bercak-bercak hitam yang menempel di sekujur hatinya. Setetes embun yang bisa memberikan semangat juang kehidupan bagi dirinya, yang bisa menjadi penghilang dahaga kebahagiaan yang selama ini tidak diperolehnya. Setetes embun yang bisa membangkitkan semangat jiwa dan raganya, yang bisa mendengar keluh kesahnya, dan yang bisa memberikan jalan keluar bagi permasalahanya. Hanya setetes ! Hatinya terus berharap.
          Ia coba bertanya kepada dirinya, mengapa ia begitu ringkih dalam menjalani hidupnya. Mengapa semua kelebihannya menjadi tenggelam oleh keputusasaanya. Perjalanan hidup yang cukup lama dilaluinya, terasa sangat sebentar dijalaninya, tanpa biru, hijau, kuning dan warna-warni kehidupan lainya. Waktunya berjalan begitu hambar tanpa capaian-capaian fenomenal. Ketidak berdayaanya terlihat jelas dari sikapnya yang diam, mememndam dalam setiap apa yang dipikirkanya, tak menghiraukan suara hatinya yang terus berdegup kencang mengajaknya lari ke telaga perubahan, telaga dengan airnya yang bening dan membiru. Ia tak juga tergerak hatinya.
          Kehidupan memanglah berat, tapi baginya lebih dari itu, kehidupan telah menyiksanya, memberinya banyak kegagalan dari pada keberhasilan. Memberinya kesedihan daripada kebahagiaan. Memberinya kelemahan dari pada kekuatan. Itulah yang ia rasakan selama ini.
Sepasang cicak di atas dinding kamarnya begitu menggodanya, mereka saling berkejaran, yang satu manggigit yang lainya. Mengapa cicak itu begitu bahagia dengan hidupnya, tanpa beban menjalani semuanya.   Mengapa kebahagiaan itu tak ada pada dirinya. Cicak itu kembali berkejar-kejaran dan kembali saling menggigit, tampak seperti memberikan pelajaran bahwa siapa saja harus menerima takdirnya.
          Malam semakin larut, ia tetap berada pada pembaringanya, tak berubah. Gerimis diluar turun dengan lembut, menyapa sang penderita kegalauan. Ia datang dengan kesejukan, dengan semilir angin, mencoba menyiram kegalauan dalam hati dan pikiranya. Kesejukan yang sempurna yang datang dari Maha Kuasa yang mendengar jeritan hambanya.
          Ia terbangun, sejenak ia duduk di samping pembaringanya, mulutnya beristighfar dan mengucap hamdallah, ia bergegas mengambil air wudu, ia bentangkan sajadah putihnya dan ia kerjakan dua rakaat sholatnya dengan mata sembab penuh air mata. Dalam sujudnya ia memohon, Ya Rob berilah kekuatan dalam menjalani hidup ini.


Oleh Aku

Senin, 29 Maret 2010


Wanita itu baru saja meninggalkan toko mainan, itu adalah toko mainan ke lima yang ia kunjungi. Kelelahan dan sengatan matahari membuat peluh mengucur dari dahi dan lehernya. Ia usap dengan tisu, berkali-kali. Tak tahu itu tisu ke berapa yang ia pakai. Pencarian hari ini memang cukup melelahkan hanya untuk membahagiakan anak perempuanya yang baru berumur lima tahun. Dara begitu gadis kecil itu dipanggil.

Tampak ia seperti gadis kecil lainya, ceria dan selalu riang. Hanya kebiasaanya bermain boneka yang membuatnya berbeda dengan teman-teman seusianya. Boneka apa saja ia miliki. Dari yang besar sampai yang kecil, beraneka macam warna dan bentuk. Boneka dari film-film kartun di televisi juga ada. Kamar tidurnya yang cukup luas tampak semakin sempit dengan kehadiran boneka-boneka itu. Ada lima buah boneka di tempat tidurnya,yang selalu ia dekap menjelang tidurnya. Dua puluh lainya ada di dinding sebelah kanan, berjejer rapi ditempatkan di rak yang cukup besar, dan ada beberapa lagi yang tampak berserakan di lantai kamarnya. Itu yang ada di kamarnya, belum lagi yang ada ditempat-tempat di bagian rumah lainya. Dan yang sudah rusak, tak terhitung jumlahnya . Si kecil kolektor boneka, begitulah julukan yang tepat baginya.

Ia habiskan sebagian besar waktunya untuk bermain dengan boneka-boneka itu. Ia tampak tak mengenal kesendirian, karena boneka-boneka itulah teman-teman sejatinya. Ia jarang bergaul dengan teman-teman sebanyanya, teman sebayanya adalah boneka-boneka itu. Ia jajarkan boneka-boneka itu, ia ajari bernyanyi, tepuk tangan , sambil mulutnya bicara tanpa henti ,ia jadikan dirinya sebagai guru dan bonekanya sebagai murid-muridnya. dokter-dokteran, dan kadang bermain pasara-pasaran, dan banyak lagi peran-peran lainya yang ia mainkan bersama boneka-bonekanya.

Bonekanya yang sudah begitu banyak , tidak membuatnya berhenti untuk memilikinya lagi. Kali ini ia meminta boneka seperti yang ia lihat dalam mimpinya. Ia merengek kepada ibunya untuk membelikan boneka kutu, begitulah ia menyebutnya. Mimpi itu membuat ia begitu terkesan, ia bermain dengan teman-teman bonekanya yang hampir semuanya mirip dengan kutu, berwarna-warni, kecil-kecil, lincah lari kesana-kemari tanpa henti. Mimpi itu membuat Ia seolah-olah melupakan teman-teman bonekanya selama ini. Ibunya heran dan sekaligus bingung karena baru sekarang ia mendengar ada yang namanya boneka kutu. Ia tak habis pikir, bagaimana ia harus menemukan boneka yang diminta anaknya. Di manakah tempat yang menjual boneka kutu tersebut.

Kepergianya kali inipun hanya untuk mencari boneka seperti yang diinginkan anaknya, ia berulang kali keluar masuk toko mainan , menanyakan apakah mereka menjual boneka kutu. Merekapun hampir semuanya menggelengkan kepalanya, tanda bahwa mereka tidak memiliki boneka yang dimaksud, malah diantara mereka tampak heran, karena baru kali ini mereka mendengarnya.

Kecemasan tampak padanya , karena kelihatanya, pencarianya kali inipun tidak membawa hasil, ia membayangkan gadis kecilnya gelisah dan tak sabar, menunggu di rumah, menanti kedatanganya sambil membawa boneka kutu yang diinginkanya. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya nanti, bahwa ia belum bisa menemukan dan membelikan boneka kutu yang diinginkanya. Apa yang ada dalam mimpi sering kali berbeda dengan kenyataanya, dan begitulah keadaanya. Boneka kutu itupun tidak pernah ditemukanya.

Oleh Aku

Jumat, 26 Maret 2010

HANTU KAMBING



Jam baru menunjukan pukul 08.00 malam, masih sore untuk sebuah tempat yang sebenarnya cukup ramai itu, tetapi susananya tampak lengan dan sunyi. Ada enam pedukuhan di desa itu, yang masing-masing dukuh terdiri dari tiga puluh sampai empat puluh rumah. Mereka berkelompok dan sebagaian besar dari warga di dukuh-dukuh itu masih ada hubungan persaudaraan diantara mereka
Bertani dan bercocok tanam menjadi pekerjaan mereka sehari-hari, masing-masing keluarga yang tinggal di pedukuhan tersebut rata-rata memiliki sawah yang cukup luas. Mereka pergi ke sawah ketika masih sangat pagi dan pulang ke rumah ketika waktu duhur tiba. Dan kembali ke sawah lagi setelah beristirahat, mereka baru kembali kerumah ketika sore hari.
Sebagian besar dari masyarakat itu juga memiliki binatang ternak yang sebagian besar adalah kambing. Pilihan ini sangat tepat mengingat ketersediaan pakan kambing begitu melimpah. Rumput dan aneka dedaunan bisa dengan mudah diperoleh oleh warga karena tumbuh dengan baik di desa itu.
Kambing adalah binatang piaraan yang sudah turun-temurun di pelihara oleh warga di pedukuhan tersebut. Sebagian dari mereka menjadikan kambing sebagai petunjuk tingkat status sosial seseorang. Semakin banyak kambing piaraaanya maka semakin tinggi status sosial orang tersebut. Kambing-kambing itu dirawat dengan sangat baik, dari masalah pakan, kandang maupun kesehatannya. Mereka juga menjadikan kambing sebagai barang dagangan yang sangat menguntungkan. Bahkan dari usaha jual beli kambing itu kehidupan warga sangat berkecukupan.
Malam itu adalah malam ke sepuluh, dimana suasana di keenam pedukuhan itu begitu lengang dan sunyi. Kenyamanan warga benar-benar terganggu setelah matinya seekor kambing milik warga, tepat pada hari jumat kliwon yang lalu. Gino sang pemilik kambing tampak begitu kecewa dan menyesal. Ia menyalahkan diri sendiri atas matinya kambing itu. Jika saja ia bangun ketika kambing itu mengembik sangat keras, mungkin kambing itu bisa terselamatkan. Begitulah yang ada pada pikiran gino
Gino adalah orang ke delapan yang kehilangan kambing. Ini menjadi alasan yang kuat bagi warga di keenam pedukuhan tersebut untuk resah. Keresahan semakian menjadi ketika seorang warga menceritakan bahwa ia pernah melihat bayangan seekor kambing yang besar dengan sepasang tangan dan kaki mirip seperti manusia. Cerita ini menyebar dengan cepat ke semua pedukuhan dan bahkan menjadi bahan pembicaraan sehari-hari warga di setiap kesempatan.
Kondisi masyarakat yang masih tradisional, mempercayai hal-hal yang irasional semacam itu. Beberapa kasus matinya kambing warga di beberapa pedukuhan ditengarai berkaitan erat dengan munculnya hantu kambing berbadan manusia. Warga dengan sekenanya mengatakan hilangya kambing-kambing itu karena masyarakat tidak pernah melakukan sesaji kepada penguasa pedukuhan tersebut. Warga yang lain berpendapat bahwa hantu kambing itu adalah hantu jadi-jadian, bahkan ada yang mengatakan hantu kambing itu sebenarnya adalah orang yang sengaja ingin membuat kekacauan di desa itu. Dan masih banyak spekulasi lainya yang keluar dari mulut warga, sekitar matinya kambing-kambing itu.
Kekhawatiran akan semakin banyaknya kambing yang mati telah menimbulkan kecemasan dan ketakutan dikalangan warga. Belum ada usaha yang jelas untuk meredam keresahan masyarakat ini. Para ketua pedukuhan dan para sesepuh wargapun tidak mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Mereka hanya menyarankan supaya warga diminta untuk berjaga diri.
Mereka hanya bisa menunggu dan bertanya, kapankah hantu kambing itu akan datang lagi dan kambing siapakah yang akan mati…………….? Kambing-kambing itu menghidupi sekaligus menakuti.

Oleh Aku