Arsip Blog

Minggu, 21 Februari 2010

WARNET




Gerimis belum juga reda ketika aku meninggalkan rumah di malam itu. Tujuanku adalah ke sebuah warnet yang tidak jauh dari rumahku. Sorotan lampu dipinggir jalan , menunjukan jika butiran-butiran air hujan yang jatuh cukup besar. Lima belas menit perjalanan, motor yang aku kendarai akhirnya sampai juga di warnet yang aku tuju. Gerimis tampak semakin membesar ketika aku turun dari motor. dan langsung masuk ke warnet. Di depan warnet tidak terlalu banyak motor yang diparkir, hanya tiga buah termasuk motorku, tetapi ketika di dalam, tampak penuh , hampir semua computer yang diatur dalam bilik-bilik kecil itu, semuanya terisi.

Ketika gerimis agak mereda, aku bergegas meninggalkn warnet itu, mencari warnet lain yang terdekat. Ada yang menarik dari warnet-warnet yang menjamur di kotaku, hampir setiap saat warnet-warnet itu full booking, ramai oleh pengunjung. Aku tidak tahu, apakah masyarakat telah mengubah orientasi hiburanya, dari yang ditonton bersama-sama, rame-rame, kepada tontonan yang lebih mementingkan privasi, individual, tersekat pada bilik-bilik kecil yang sempit. Atau bisa jadi, internet telah menjadi hiburan alternatif yang murah meriah.

Kemajuan teknologi benar-benar telah mengubah kebiasaan , cara berpikir, pengalaman dan wawasan orang-orang . Teknologi tanpa sadar telah membuat jaman terbagi-bagi sesuai dengan kemajuannya. Yang manual menjadi digital, yang nyata menjadi maya, orang lebih suka mencari teman di jejaring sosial, berdagang secara elektronik. Dan aktivitas lainya yang membuat orang nyaman.

Motorku sampai juga di warnet ke dua. Tak beda jauh dengan warnet pertama tadi, warnet ke dua inipun tampak penuh sesak oleh pengunjung. Ada sepuluh bilik di warnet ini,. ada bilik yang diisi satu orang, tetapi ada beberapa bilik yang diisi oleh beberapa orang, , mereka tertawa cekikikan , entah apa yang mereka saksikan. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak muda, dengan berbagai dandanan dan asesoris gaulnya, dan sebagian orang-orang dewasa. Pengguna internet tampaknya berasal dari semua kala.

Dan tampaknya aku harus gigit jari untuk kedua kalinya.

Aku keluarkan uang seribuan untuk ongkos parkir, itu adalah uang seribuan ke dua yang aku berikan kepada tukang parkir, lalu aku tancap gas lagi menuju warnet ke tiga. Dalam perjalanan, aku berpikir lagi, apa memang orang-orang sudah menganggap internet sebagai kebutuhan, atau hanya sekedar mencari hiburan belaka, yang memang tersedia sangat melimpah, baik yang baik maupun yang jahat, yang bermoral maupun yang bejad, yang informatif maupun yang menyesatkan. Semuanya ada di dalamya, tak terkecuali. Atau apakah penuhnya dua warnet yang aku kunjungi tadi berhubungan dengan musim penghujan sekarang. Apakah Mereka mendapat kehangat di bilik-bilik warnet yang sempit. Ah…..pertanyaan yang aneh. !!!

Bisnis warnet begitu menjamur, tiap-tiap warnet jaraknya tidak terlalu berjauhan, dan tampaknya jamur-jamur warnet itu akan terus berkembang sesuai dengan besarnya animo orang untuk berinternet.

19.45, begitulah, jarum jamku menunjuk. Aku tiba di warnet ke tiga, yang telah aku putuskan akan menjadi warnet terakhirku. Jika masih ada bilik yang kosong, aku akan gunakan, tetapi jika tidak, aku akan cabut, mendingan pulang dan tidur. Sebelum masuk ke warnet, aku lepas jaketku

dan aku kibas-kibaskan karena dalam perjalanan tadi ternyata gerimis benar-benar telah menjadi hujan yang cukup deras. Jaket menjadi lembab dan justru membuat badan menjadi kedinginan.

Sial……., tampaknya ini menjadi kesialanku yang ke tiga. Warnet ke tiga betul-betul penuh. Orang-orang bercampur, antara pengguna warnet dan orang-orang yang berteduh dari hujan. Aku berdiri dan diam, sejenak aku pergi meninggalkan ruangan itu, menghindar dari dinginya cuaca dan dinginya AC diruangan itu.

Sesuai dengan rencana semula…..aku pulang dan tidur !!!


Oleh Aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar